Minggu, 01 Juni 2014

TOILET TRAINING









TOILET TRINING

a.      Pengertian
Toilet training adalah usaha orang tua untuk mulai mengenalkan dan melatih anak untuk bisa buang air, baik buang air besar (BAB) ataupun buang air kecil (BAK), secara mandiri.

b.      Tanda anak sudah siap untuk toilet training yang diperkenalkan oleh Dr T Berry Brazelton tahun 1962 :
    Anak anda sudah lebih terkontrol jadwal buang airnya, misalnya BAB setiap pagi hari.
    Anak sudah bisa duduk secara mantap.
    Anak sudah bisa tidak mengompol untuk beberapa jam dalam sehari.
    Anak sudah dapat berjalan dari dan ke WC serta dapat membuka pakaian sendiri.
    Anak sudah bisa memahami instruksi atau perintah yang sederhana dari orang tuanya.
    Anak terlihat memiliki keinginan untuk bisa secara mandiri mengontrol kegiatan BAB dan BAK-nya.
    Setelah tidur siang atau minimal 2 jam dalam sehari, anak dalam keadaan kering (tidak mengompol)
    Anak memberikan tanda-tanda atau kata-kata (keinginan) untuk membuang hajat.
    Anak merasa tidak nyaman dengan diapers yang kotor dan ingin diganti
    Anak tertarik dengan sendirinya menggunakan toilet atau pispotnya.

c.       Metode pendekatan anak yang dikembangkan oleh Dr T Berry Brazelton, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
    Pilihlah kata-kata yang sesuai untuk berbicara dengan anak anda, terutama untuk kata seperti kotoran dan air seni.
    Belilah pispot duduk untuk anak-anak. Tempatkan pispot tersebut di tempat yang disenangi anak seperti misalnya di kamar bermainnya. Jangan lupa untuk membiarkan anak melihat bagaimana anda menggunakan toilet agar ia bisa meniru. Coba minta anak untuk duduk di pispot beberapa saat setiap kali anak selesai makan.
    Berikan anak dukungan dan minta ia memberitahu kepada anda kapan ia merasa ingin BAB atau BAK. Berikan pujian setiap kali anak telah sukses melakukan toilet training.
    Jangan mengharapkan hasil yang kilat, semua butuh waktu. Jangan pernah memarahi anak apabila belum berhasil.
    Setelah beberapa kali berhasil melakukan, cobalah untuk mengganti popoknya dengan menggunakan celana dalam yang terbuat dari katun. Buat momen ini spesial agar anak merasa sudah besar dan merasa bangga.

d.      Trik Toilet Training
    siap. Umumnya balita bisa diajak toilet training setelah otot-ototnya mulai dapat mengontrol kandung kemih pada usia di atas 18 bulan. juga ditandai dengan kesiapan emosi, fisik dan psikologis di usia sekitar 2-3 tahun.
    Biasakan kegiatan kamar mandi. Mulai kenalkan dan biasakan ia pipis dan buang air besar (BAB) di pispot atau potty chair. Biarkan ia memilih agar ia suka menggunakannya. Perlihatkan ketika Anda membuang dan mem-flush kotorannya dari popok di kloset. Ajak ia ketika Anda menggunakan toilet supaya ia makin paham perlunya toilet.
    Atur jadwal. Mengatur asupan cairan dan makanan ke tubuh balita diperlukan untuk mengatur interval ke kamar mandi. Amati jadwal siklus pipis dan buang air besarnya, misalnya ia biasa pup sekitar jam 9 pagi dan pipis 1 jam sekali. Siklus pipis dan bab ini memudahkan Anda mengajaknya menyalurkan dorongan BAK dan BAB di tempat dan waktu yang tepat.
    Konsisten. Pastikan pula pengasuh anak mampu secara konsisten melaksanakan pelatihan yang Anda terapkan sehingga tidak terjadi kebingungan. Beri informasi lengkap dan detil mengenai kebiasaan dan jadwal pipis balita. Konsisten membimbing balita akan membuatkan cepat paham dan makin trampil memakai toilet.
    Pakai cara seru. Lambungkan kreativitas Anda untuk mengajak balita melakukan toilet training agar lebih seru. Anda dapat memasang obat khusus yang tidak berbahaya untuk membuat air di kloset menjadi biru, memasang papan target untuk balita menempel stiker tanda berhasil memakai pispot/toilet dengan benar. Atau menempatkan boneka favorit sebagai teman ketika pipis atau pup, dan cara lainnya. Agar ia gembira dan selalu bersemangat melakukan toilet training.
    Beri pujian. Jadikan hal toilet training sesuatu yang penting dan terbaik dalam hidupnya. Jika anak melakukan dengan baik berikan pujian, tapi jika terjadi kesalahan, beri penjelasan jika itu tidak benar dan jangan pernah menghukumnya.

e.       Saat mengenalkan anak toilet training, yang penting diingat orang tua adalah :
    Umur anak antara usia 18 bulan dan 3 tahun, sebelum mereka cukup dewasa untuk pergi sendiri ke toilet.
    Perlu diingat bahwa toilet training adalah pengetahuan baru untuk anak Anda.
    Pujilah setiap keberhasilan kecil dan tetap tenang jika terjadi kecelakaan.

f.       5 Kesalahan Orangtua Saat Melatih Anak Toilet Training
    Terlalu Dini
Sebaiknya jangan mengajari si kecil melakukan toilet training jika memang dia belum siap. Kalau anak diajari terlalu dini, kemungkinan proses belajar itu akan selesai lebih lama. Seperti sudah dijelaskan di atas, tidak ada yang tahu di usia berapa tepatnya anak mulai diajari BAB dan BAK di toilet, semuanya tergantung dari perkembangan anak. Namun sebagian besar balita memiliki kemampuan untuk mempelajari hal tersebut di usia 18 dan 24 bulan. Ada juga beberapa balita yang belum siap sampai usianya tiga atau empat tahun. Jadi sebenarnya orangtualah yang tahu kapan waktu paling tepat mengajari anak toilet training dengan mengamati perkembangan fisik, kognitif dan perilakunya.
Ketika proses belajar toilet training ini sudah dimulai biasanya butuh waktu tiga bulan atau lebih lama. Oleh karena itu Anda harus banyak bersabar dan tetap mendukung anak melaluinya. Kalau ternyata proses belajar ini tidak sukses setelah beberapa minggu dijalankan, bisa jadi anak memang belum siap. Tunggu beberapa minggu dan coba lagi dari awal.
    Memulai di Waktu yang Salah
Bukan ide yang baik jika Anda mulai mengajari anak untuk toilet training ketika ternyata dia akan memiliki adik dalam waktu dekat. Waktu lainnya yang tidak tepat misalnya ketika anak berganti pengasuh atau masa-masa peralihan lain dalam hidupnya
Yang Anda harus selalu ingat, balita sangat perlu rutinitas agar dia bisa memahami apa yang sedang diajarkan padanya. Sehingga perubahan apapun yang tidak sejalan dengan kesehariannya atau rutinitasnya itu bisa jadi kemunduran untuknya. Jadi sebaiknya tunggu hingga situasi memungkinkan, misalnya ketika si bungsu sudah lahir atau baby sitter baru sudah datang, baru mulai mengajarinya toilet training.
    Membuatnya Menjadi Beban
Ketika anak sudah menunjukkan ketertarikannya untuk buang air kecil atau besar di kamar mandi, itu tentu sangat baik. Namun sebaiknya Anda jangan terlalu mendorong atau menekannya untuk terus melakukan langkah tersebut. Hindari juga memaksa anak untuk belajar dengan cepat. Kalau anak tertekan, dia bisa jadi sulit BAB atau mengalami masalah lainnya.
Berikan anak waktu dan biarkan dia menjalani proses belajar tersebut sesuai kemampuannya. Anak akan belajar setahap demi setahap, misalnya awalnya dia sudah mau menunjukkan ekspresi berbeda ketika ingin BAB atau BAK, tahap berikutnya, anak mengungkapkan keinginannya, tahap lanjutan si kecil mengajak Anda ke kamar mandi, dan seterusnya.
    Mengikuti Aturan Orang Lain
Melatih anak untuk BAB atau BAK di toilet butuh kesabaran dan waktu. Setiap minggunya juga bisa semakin sulit apalagi jika Anda mendengarkan omongan orang lain seperti ibu Anda, mertua, atau orang lain yang lebih senior dan merasa lebih tahu. Ketika mereka menasihati Anda agar mempercepat proses belajar toilet training atau memberitahukan agar anak segera diajari BAB atau BAK di kamar mandi, sebaiknya jangan terpengaruh. Seperti sudah dikatakan sebelumnya, jika ternyata anak belum siap, proses toilet training ini malah bisa berlangsung lebih lama.
    Menghukum Anak
Menghukum atau marah pada anak ketika dia tidak benar-benar mau toilet training justru tak akan menyelesaikan masalah dan bisa membuatnya belajar. Pahamilah kalau penolakan anak ini wajar dan jika Anda memberi hukuman hanya akan membuatnya semakin malas belajar BAB atau BAK di toilet. Anak malah akan takut jika dia berbuat kesalahan itu akan membuat Anda marah. Berikan respon dengan bijak dan tenang ketika anak misalnya lupa ke kamar mandi untuk BAK

g.      Tahapan Toilet Training :
    Biasakan anak ke WC dan lakukan secara rutin.
    Latih anak untuk duduk di toilet
    Jelaskan kegunaan dari toilet
    Berikan motivasi

·         www.kiddiecarecentre.com
·         www.indosiar.com
·         www.majalahkesehatan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar